Friday, February 15, 2019

Dongeng Seekor Musang dan Sebutir Telur Angsa






Siang itu seekor musang yang sudah tua sedang berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makan, lama si Musang berputar-putar dalam hutan tapi tak satupun mangsa yang dia dapat. Akhirnya setelah jauh berjalan menelusuri hutan, sampailah si Musang di tepi telaga. Di telaga itu bermain-main  sekawananan angsa, melihat sekawanan angsa itu timbul niat jahat si musang untuk memangsa salah satu angsa tersebut,
 “hmm...bagaimana ya caranya aku bisa menangkap salah satu angsa itu” gumam si Musang, lama berfikir akhirnya si Musang mendapat ide dan lalu bersembunyi dibalik semak-semak dan berteriak,
“heeeeeeiii...heiiiii...cepat lari selamatkan diri kalian, pemburu datang, pemburu datang, membawa panah dan tombak besar”
mendengar teriakan itu sontak kawanan angsa berlarian menyelamatkan diri, disaat itulah si Musang mengambil kesempatan dan ingin menangkap salah satu, tapi sayang usaha si Musang gagal, tak satupun dari Angsa-angsa itu berhasil ditangkapnya, dengan rasa kecewa si Musang berjalan menelusuri tepi telaga dan tiba-tiba kakinya terantuk pada sebuah benda, ternyata itu adalah sebutir telur Angsa
“haaaa!!! Teluuurr??? Akhirnya aku makan besar hari ini” teriak si musang kegirangan
“telur ini kan besar, jadi kalau aku makan hari ini pasti tidak habis, sisanya aku simpan buat besok, heheheheh” Si Musang tersenyum puas.
Tapi kemudian si Musang terdiam dan berfikir “hmmm...kalau telur ini aku rebus, hanya untuk hari ini dan besok, lebih baik telur ini aku tetaskan dan aku pelihara setelah besar nanti baru aku makan”.Si Musang mencari akal bagaimana cara agar telur angsa itu bisa menetas,saat itulah dari semak-semak yang tak jauh dari tempat si Musang, seekor burung Rajawali terlihat kesakitan dengan anak panah yang masih menancap di salah satu sayapnya, si Rajawali mengerang kesakitan “Toloooooooong...tolooooooong, aku sekarat” Mendengar erangan si Rajawali, si Musang iba dan bergegas menghampirinya 
“Tenang Rajawali aku akan menolongmu” Lalu dengan hati-hati mencabut anak panah dan mengobati lukanya dengan rumput hutan yang ia kunyah” Rajawali segera merasa lebih baik
“Musang,terima kasih banyak yaah apa yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikanmu?” ucap si Rajawali
“Yaaah sudahlah, lain kali kamu hati-hati yah” si Musang pergi meninggalkan Rajawali
“Heeei tunggu dulu, kamu mau kemana, dari wajah kamu kelihatan kamu lagi ada masalah, bisa aku tahu apa masalahmu itu, siapa tahu aku bisa bantu” mendengar ucapan si Rajawali, sejenak si Musang tercengang dan tertunduk lesu
“Gini Rajawali, aku tuh nemuin telur,apa kamu bisa bantu aku menetaskannya” 
“Ooooooh jadi ceritanya gitu ya, kebetulan sekali aku juga sedang mengerami telurku, yah sudah biar sekalian aku  erami telurmu itu” singkat cerita si Musang pun setuju dan menyerahkan telur angsa miliknya
“Tapi, saat telur itu menetas aku mau akulah yang pertama yang anak angsa itu lihat sebelum dia melihat kamu” pinta Musang
“Baiklah Musang, nanti kalau akan menetas aku akan menemui kamu, yah sudah ya aku pamit, aku sudah terlalu lama meninggalkan sarang” dan Rajawalipun berlalu
            Hari pun berlalu, siang malam si Musang menunggu dengan penasaran, hingga suatu pagi buta “Musaaaaaaaaaaaaaang.... musaaaaaaang, banguuuuuun” teriak si Rajawali di depan rumah si Musang“ “Musaaaaaaaaang cepat bangun” tak lama kemudian pintu rumah si Musang terbuka dan “ada apa, Rajawali, kamu membangunkan aku pagi buta kayak gini” jawab si Musang sambil menahan kantukya” Telur angsamu sudah mau menetas, tadi sudah bergerak-gerak terus aku langsung kesini, dan mungkin sekarang dia sudah menetas, ayo cepat kamu kesana” seketika mata si Musang terbelalak mendengar berita yang dibawa oleh si Rajawali dan tanpa berfikir lagi si Musang langsung berlari menuju sarang Rajawali “woooi tunggu!!” teriak Rajawali lalu terbang menyusul si Musang.
 “Sang, sekarang kamu pegangan di kakiku, aku yang bawa kamu terbang ke atas” “yaaah ayo cepat kesini” “tapi tunggu dulu Sang, aku mau tanya sama kamu” tanya apa Rajawali” “jangan-jangan anak angsa itu buat kamu makan, trus jadi sarapan pagi kamu hari ini??” tanya si Rajawali “aaaaah, gak mungkin Rajawali, aku gak mungkin tega memakan Anak Bayi Angsa” si Musang mengelak, padahal dalam benak si Musang, dia sudah membayangkan anak angsa yang lezat, “ayo Rajawali cepat bawa aku ke sarangmu” Musang sudah tidak sabar. “Yah, Baiklah kalau begitu” Rajawali mulai mengepakkan sayapnya lalu menurunkan Musang di sarang. si Musang mendapati telur angsa itu sudah mau pecah, dengan berpura-pura sebagai induk angsa, si Musang bertingkah layaknya seeokor angsa dan memeluk telur itu dan.. kreeek.. kreeeek... kreek, akhirnya telur angsa itu menetas, dan dari cangkang telur itu keluar seekor anak angsa yang putih dan lucu, melihat itu si Musang sangat gembira, tapi seketika wajahnya kelihatan murung, ternyata si Musang tidak tega melanjutkan niat jahatnya, dia malah prihatin dan kasian melihat anak angsa itu, anak angsa itu juga terlanjur menganggap si Musang adalah ibu kandungnya.
            Akhirnya si Musang mengurungkan niat awalnya untuk memakan anak angsa itu, si Musangpun merawat si Anak Angsa  seperti merawat anaknya sendiri, siang malam mereka lalui berdua hingga tak terasa tahun ke tahun berganti, dan anak angsa itu tumbuh menjadi anak angsa yang dewasa. Dan si Musang sudah siap kalau suatu saat nanti anak angsa itu akan pergi meninggalkannya untuk mencari orang tua aslinya. Sebab walau bagamanapun juga wujud angsa dan musang sangat jauh berbeda dan itu sangat disadari oleh si Musang.
Akhirnya disuatu sore saat Musang itu sudah terlalu tua dan menganggap sebentar lagi ajalnya akan tiba, dia memanggil anak angsa dan menceritakan semuanya, asal mula dia menemukan sebuah telur di tepi telaga dan meminta tolong induk Rajawali untuk mengeraminya hingga saat ini. Lalu si Musang itu meninggal. Semua mahluk hutan salut dan menyayangi si Musang dan menguburkan si Musang dengan layak tidak seperti hewan yang lain saat meninggal akan berakhir di hutan dan menjadi mangsa burung nazar yang akan memakan bangkainya. Karena si Musang yang sudah dianggap ayah sekaligus ibu bagi si Angsa, hampir setiap hari Si Angsa menangisi kepergian si Musang tapi taklama setelah itu beberapa dari penghuni hutan lain, seperti Rajawali, Ayam hutan, Rusa, Kancil dan lain-lain menasehatinya dan akhirnya si Angsapun pergi mencari kawanannya, si Angsa pergi menelusuri hutan dan menemukan kawanannya yang terbang menuju utara untuk menghindari musim dingin.



“Seekor Musang dan Sebutir Telur Angsa”

By:
A.L. Karra

No comments:

AI

  Bagaimana Cara Kerja Kecerdasan Buatan AI bekerja dengan menggabungkan sejumlah besar data dengan cepat, pengolahan berulang, dan algori...