Friday, July 19, 2019

Sekilas tentang sang Maestro Sastra




    Foto by https://today.line.me


Arswendo Atmowiloto lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 26 November 1948 – meninggal di Jakarta, 19 Juli 2019 pada umur 70 tahun,  adalah penulis dan wartawan Indonesia yang aktif di berbagai majalah dan surat kabar. Ia menulis cerpen, novel, naskah drama, dan skenario film.
Nama aslinya adalah Sarwendo, dengan nama baptis Paulus. Nama itu diubahnya menjadi Arswendo karena dianggapnya kurang komersial dan pop. Lalu di belakang namanya itu ditambahkan nama ayahnya, Atmowiloto, sehingga namanya menjadi apa yang dikenal luas sekarang.
Dalam penulisan tidak jarang dia menggunakan nama samaran. Untuk cerita bersambungnya, Sudesi (Sukses dengan Satu Istri), di harian Kompas, ia menggunakan nama Sukmo Sasmito. Untuk Auk yang dimuat di Suara Pembaruan ia memakai nama Lani Biki, kependekan dari Laki Bini Bini Laki, nama iseng yang ia pungut sekenanya. Nama-nama lain pernah dipakainya adalah Said Saat dan B.M.D Harahap dan Berikut sederet karya Sastrawan  Arswendo Atmowiloto.
Bayiku yang Pertama (Sandiwara Komedi dalam 3 Babak) (1974)
Sang Pangeran (1975)
Sang Pemahat (1976)
The Circus (1977)
Saat-saat Kau Berbaring di Dadaku (1980)
Dua Ibu (1981)
Serangan Fajar (diangkat dari film yang memenangkan 6 Piala Citra pada Festival Film Indonesia) (1982)
Pacar Ketinggalan Kereta (skenario dari novel "Kawinnya Juminten") (1985)
Anak Ratapan Insan (1985)
Airlangga (1985)
Senopati Pamungkas (1986/2003) - dianggap sebagai bestseller oleh Gramedia
Akar Asap Neraka (1986)
Dukun Tanpa Kemenyan (1986)
Indonesia from the Air (1986)
Garem Koki (1986)
Canting (sebuah roman keluarga) (1986) - dianggap sebagai bestseller oleh Gramedia
Pengkhianatan G30S/PKI (1986)
Lukisan Setangkai Mawar (17 cerita pendek pengarang Aksara) (1986)
Telaah tentang Televisi (1986)
Tembang Tanah Air (1989)
Menghitung Hari (1993)
Sebutir Mangga di Halaman Gereja: Paduan Puisi (1994)
Projo & Brojo (1994)
Oskep (1994)
Abal-abal (1994)
Khotbah di Penjara (1994)
Auk (1994)
Berserah itu Indah (kesaksian pribadi) (1994)
Sudesi: Sukses dengan Satu Istri (1994)
Sukma Sejati (1994)
Surkumur, Mudukur dan Plekenyun (1995)
Kisah Para Ratib (1996)
Senja yang Paling Tidak Menarik (2001)
Pesta Jangkrik (2001)
Keluarga Cemara 1
Keluarga Cemara 2 (2001)
Keluarga Cemara 3 (2001)
Kadir (2001)
Keluarga Bahagia (2001)
Darah Nelayan (2001)
Dewa Mabuk (2001)
Mencari Ayah Ibu (2002)
Mengapa Bibi Tak ke Dokter? (2002)
Dusun Tantangan (2002)
Fotobiografi Djoenaedi Joesoef: Senyum, Sederhana, Sukses (2005)
Kau Memanggilku Malaikat (2007)
Imung
Kiki
Mengarang Itu Gampang
Sinetron
1 Kakak 7 Ponakan (RCTI, 1996)
Keluarga Cemara (RCTI, 1996-2002)
Deru Debu (SCTV, 1994-1996)
Jalan Makin Membara II (SCTV, 1995-1996)
Jalan Makin Membara III (SCTV, 1996-1997)
Imung (SCTV, 1997)
Ali Topan Anak Jalanan (SCTV, 1997-1998)

Penghargaan
Tahun 1972 ia memenangkan Hadiah Zakse atas esainya "Buyung -Hok dalam Kreativitas Kompromi". Dramanya, Penantang Tuhan dan Bayiku yang Pertama, memperoleh Hadiah Harapan dan Hadiah Perangsang dalam Sayembara Penulisan Naskah Sandiwara DKJ 1972 dan 1973. Pada tahun 1975 dalam sayembara yang sama dia mendapatkan Hadiah Harapan atas drama Sang Pangeran. Dramanya yang lain, Sang Pemahat, memperoleh Hadiah Harapan I Sayembara Penulisan Naskah Sandiwara Anak-Anak DKJ 1976. Selain itu, karyanya Dua Ibu (1981), Keluarga Bahagia (1985), dan Mendoblang (1987) mendapatkan hadiah Yayasan Buku Utama Departemen P & K tahun 1981, 1985, dan 1987. Tahun 1987 Arswendo memperoleh Hadiah Sastra Asean.

SELAMAT JALAN SASTRAWAN BESAR INDONESIA "Sang Maestro Sastra"


Sumber  : https://id.wikipedia.org/wiki/Arswendo_Atmowiloto

No comments:

AI

  Bagaimana Cara Kerja Kecerdasan Buatan AI bekerja dengan menggabungkan sejumlah besar data dengan cepat, pengolahan berulang, dan algori...