Sinopsis
“Jejak Legenda Negeri diatas Awan”
Simon akhirnya pulang ke Toraja untuk menghadiri pemakaman neneknya. Ia
ditemani ketiga sahabatnya: Jems, Tatang, dan Wawan. Ketiga sahabat Simon
terkejut melihat kemeriahan upacara dan ritual adat pemakaman nenek Simon yang
jauh berbeda dari bayangan mereka.
Di rumah tempat mereka menginap, Wawan, salah satu
sahabat Simon, tanpa sengaja menemukan tumpukan papan kayu yang tampak sangat
usang termakan waktu. Belakangan diketahui bahwa itu adalah tumpukan papan kayu
bekas peti penyimpanan benda pusaka yang sudah bertahun-tahun terbengkalai di
gudang dekat dapur yang tidak terpakai. Wawan tertarik dengan ukiran mencolok
pada dinding peti itu. Ia membersihkan permukaan papan kayu itu serta
merapikannya. Setelah itu, ia mengambil beberapa foto dan video, lalu mengirimkannya
ke Amrul, sahabatnya yang seorang dosen arkeologi di sebuah perguruan tinggi
negeri. Setelah meneliti foto-foto dan video berdasarkan keilmuan dan
pengalamannya, Amrul menjelaskan kepada Wawan bahwa ukiran tersebut menyimpan
pesan rahasia dan petunjuk lokasi benda pusaka yang tampaknya berkaitan dengan
benda pusaka yang telah ditemukan sebelumnya.
Saat mereka akan memulai pencarian benda pusaka
itu sesuai dengan petunjuk yang ada di dinding peti, dua jurnalis media daring
yang meliput acara pemakaman nenek Simon, Winda dan Rani, secara tidak sengaja
mengetahui rahasia itu dan terpaksa bergabung dengan mereka. Dua hari setelah
upacara pemakaman selesai, mereka berenam (Simon, Jems, Wawan, Tatang, Winda,
dan Rani) memulai pencarian lokasi benda pusaka yang ternyata tidak jauh dari
makam gunung batu tempat nenek Simon dimakamkan.
Di tengah penggalian untuk mencari tempat
penyimpanan benda pusaka kedua, Simon dan teman-temannya tanpa sengaja
menemukan sesuatu yang tak terduga, sebuah patung logam seukuran orang dewasa,
tertanam di dalam tanah selama ribuan tahun. Patung ini menarik perhatian
karena diduga berkaitan dengan suku bangsa Semit atau lebih dikenal dengan
bangsa Akkadia. Dugaan ini muncul bukan tanpa alasan. Ornamen dan ukiran pada
patung tersebut mirip sekali dengan ornamen yang ada pada prasasti naskah kuno
yang ditemukan lima belas tahun lalu terpendam di dasar sungai di sekitar
perbukitan kars Ramang-Ramang, Kabupaten Maros, yang letaknya sekitar tiga
ratus kilometer dari lokasi penemuan patung ini. Yang lebih mengejutkan lagi,
prasasti yang hampir sama juga pernah ditemukan di bekas reruntuhan Kerajaan
Akkadia di Mesopotamia Selatan. Di sana, para arkeolog juga menemukan banyak
artefak dari kota-kota kuno zaman Kerajaan Akkadia.
Tidak puas dengan penemuan patung itu, mereka
terus melanjutkan penggalian. Setelah menggali lebih dalam, mereka menemukan
sebuah gua misterius yang membuat jantung berdetak lebih kencang. Begitu masuk
ke dalam gua, mata mereka langsung terpesona oleh pemandangan yang luar biasa.
Selain dinding gua yang hampir penuh dengan tulisan dan gambar-gambar kuno yang
rumit, di dalam gua yang gelap dan lembap itu terdapat sebuah patung raksasa
yang menjulang megah, menempel di dinding gua. Tinggi patung tersebut kurang
lebih sepuluh meter.
Tepat di bagian bawah patung, terdapat sebuah meja
altar yang sangat megah dan kokoh. Di meja altar banyak terdapat simbol-simbol
aneh. Selain itu, bagian bawah meja banyak tulisan paku yang menempel pada kaki
penopang meja altar. Di atas meja altar, terdapat sebuah bejana air yang
terbuat dari emas, berkilau meski dalam kegelapan gua. Hiasan ukiran di bejana
tersebut begitu rumit dan memukau.
Belum selesai mereka dibuat bingung dengan
penemuan patung logam dan gua misterius beserta ratusan artefak kuno di
dalamnya, mereka kembali dihadapkan dengan teka-teki prasasti naskah kuno yang
ditemukan terpendam di dasar Sungai Rammang-Rammang.
No comments:
Post a Comment