Jika Anda masih baru soal WordPress, maka Anda
membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk mempelajari dan memahaminya. Dalam
prosesnya, terkadang Anda tidak akan menemukan masalah berarti. Namun, bukan
berarti tidak pernah terjadi error di CMS ini. Bagi pengguna baru WordPress,
terjadinya suatu error yang belum pernah dihadapi sebelumnya tentu akan membuat
mereka merasa bingung. Misalnya saja error 503.
Di artikel ini, kami akan membahas apa itu error 503
service unavailablebeserta penyebabnya. Kemudian kami akan menjabarkan
empat metode untuk mengatasi 503 error dan mengajarkan Anda
dua cara untuk mencegah error ini terjadi lagi.
Pengertian Error 503 Service Unavailable (dan
Penyebabnya)
503 error service unavailable tidak hanya terjadi di
platform WordPress saja. Error ini adalah bentuk pesan universal yang muncul
jika Anda mengakses website tapi server tidak dapat dijangkau. Berbeda dari
error 404 (muncul bilamana Anda mengakses website tapi kemudian halaman tidak
ditemukan), error 503 menginformasikan pada Anda bahwa memang ada sesuatu di
sana tapi untuk saat in tidak dapat diakses. Umumnya, beberapa browser
menampilkan pesan error 503 service temporarily unavailable untuk bilang bahwa
cobalah beberapa saat lagi untuk mengakses situs yang Anda maksud.
Penyebab error ini tidak mungkin hanya satu. Ada banyak
penyebab mengapa error ini bisa sampai muncul di situs Anda. Mari kita telaah
satu per satu.
Salah satu tema atau plugin bermasalah. Di WordPress, salah
satu penyebab paling umum adalah PHP script. Lebih khususnya lagi, salah satu
plugin atau tema tidak dapat diload untuk memenuhi permintaan server, dan itu
berarti situs Anda tidak bisa dirender.
Custom script. Sebagian besar orang membuat custom script di
website WordPress. Ternyata, penambahan ini bisa menyebabkan error 503 service
unavailable.
Server downtime. Saat ini, sebagian besar web hosting
memiliki downtime yang rendah atau kecil. Namun, pada kasus tertentu, server
Anda tidak dapat diakses karena traffic yang berlebih sehingga tidak menutup
kemungkinan http error 503 akan terjadi.
Serangan Denial of Service (DDoS). Suatu saat, bisa jadi
website Anda akan terkena serangan DDoS sehingga jumlah traffik ke website Anda
meningkat drastis. Alhasil, error server tidak dapat dijangkau pun muncul.
Empat penyebab di atas terbagi ke dalam dua kategori, yaitu
error yang terjadi di server dan error di WordPress.
Cara Mengatasi 503 Service Unavailable di WordPress (dalam 4
Langkah)
Berbeda dari kebanyakan error WordPress, 503 error tidak
dapat diatasi dengan membuka backup yang baru saja Anda buat. Namun, bukan
berarti Anda tidak perlu membuat backup. Backup-ah situs Anda secara teratur
sebagai tindakan pencegahan terhadap error atau masalah lainnya yang bisa saja
terjadi pada sistem atau website.
1. Matikan Plugin WordPress
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa ada berbagai
penyebab munculnya 503 error, salah satunya berasal dari plugin atau tema.
Biasanya yang paling sering mengakibatkan error jenis ini adalah plugin. Hal
ini disebabkan banyaknya pengguna yang menginstall dan mengaktifkan beragam
plugin secara bersamaan. Risiko ketidaksesuaian masing-masing plugin pun
semakin besar.
Karena Anda tidak bisa masuk ke dashboard dan mematikan
plugin dari sana, maka Anda harus mencari jalan keluarnya. Unduh aplikasi FTP –
misalnya, FileZilla – dan mulailah
menginstall. Software ini memungkinkan Anda untuk mentransfer file ke dan dari
server dengan aman. Sebelum mengaktifkan FTP, ada baiknya Anda mempelajari
panduannya terlebih dulu.
Setelah itu, cari informasi akses FTP. Di 000webhost,
informasi tersebut tersimpan di Settings > General. Gunakan informasi yang
telah Anda cari untuk login ke server melalui FileZilla:
Setelah berhasil masuk ke beranda utama, Anda akan melihat
daftar semua folder yang dimiliki pada server. Daftar ini terletak di sebelah
kanan. Berikut langkah-langkah yang harus Anda lakukan:
1. Cari folder root WordPress, biasanya dinamai public_html.
2. Buka folder tersebut dan cari direktori wp-content.
3. Cari folder plugins, lalu klik kanan, kemudian pilih opsi
Rename.
4. Ganti nama folder plugin ke nama lain, misalnya
plugins-deactivated. Pastikan nama baru ini bisa Anda ingat dengan baik.
5. Buka website WordPress.
Jika memang plugin yang menyebabkan http error 503, maka
setelah dimatikan, seharusnya situs Anda sudah dapat diakses. Dengan mengganti
nama direktori plugins WordPress, pada dasarnya semua plugin akan dimatikan.
Setelah semua proses di atas dilakukan, bukan berarti Anda
berhenti di situ saja. Kembali ke folder wp-content melalui aplikasi FTP. Ganti
nama plugins-deactivated ke nama semula. Kini WordPress sudah bisa mengenal
semua plugin lama Anda, tapi plugin tersebut akan dinonaktifkan secara default:
Di sinilah keadaan menjadi sedikit sulit, tergantung pada
berapa banyak plugin yang telah Anda install dan aktifkan. Masuk ke dashboard
WordPress, buka tab Plugins, dan aktifkan kembali plugin tersebut
satu per satu. Cek apakah website Anda masih loading dengan baik. Jika tidak,
maka Anda menemukan plugin penyebabnya. Buka direktori wp-content/pluginsmelalui
aplikasi FTP dan hapus folder terkait (namanya sama dengan plugin yang Anda
temukan):
Dengan cara ini, Anda mencegah error 503 untuk tidak terjadi
lagi di masa depan. Namun risikonya, plugin Anda akan terhapus. Di tahap ini,
hubungi developer dan mintalah bantuan untuk memperbaiki error. Pun carilah
pengganti WordPress’ Plugin Directory jika plugin yang harus dihapus tersebut
sangat penting untuk pekerjaan Anda.
2. Nonaktifkan Tema WordPress Saat Ini
Jika error ternyata bukan disebabkan oleh plugin, maka besar
kemungkinan penyebabnya adalah tema WordPress dan custom script. Untungnya,
cara mengatasi 503 service unavailable di sini hampir sama dengan cara pertama
di atas. Nonaktifkan tema WordPress Anda saat ini melalui FTP – metode ini
digunakan untuk mengecek apakah sumber masalahnya memang benar tema atau bukan.
Berikut langkah-langkah yang harus Anda ikuti:
Akses server melalui aplikasi FTP.
Cari dan buka folder root WordPress.
Buka direktori wp-content/themes.
Cari folder yang memiliki nama sama (atau hampir mirip)
dengan tema yang aktif saat ini.
Klik kanan folder tema dan pilih opsi Rename.
Ganti nama tema ke nama yang lebih mudah diingat, misalnya
mytheme-deactivated.
Masuk ke website WordPress.
Sampai ke tahap ini, Anda sudah tahu dan paham mengenai
langkah-langkahnya. Buka kembali situs WordPress Anda dan lihat apakah error
503 masih muncul atau tidak. Seandainya tidak, maka penyebab utamanya adalah
tema Anda yang aktif saat ini. Selain itu, tampilan situs Anda pun berubah. Hal
ini terjadi karena menghapus folder tema memaksa WordPress untuk mengganti tema
yang dinonaktifkan dengan tema standard atau tema default:
Sudah pasti Anda ingin tema yang lama kembali. Namun, itu
berarti Anda akan mendapatkan pesan error lagi. Kami sarankan agar Anda
mengunduh kembali tema tersebut dari platformnya dan pastikanlah versi terbaru
yang diinstal. Sama seperti saran yang kami berikan di solusi paling pertama,
hubungi tim developer untuk membantu Anda memperbaiki masalah ini.
Jika error masih saja muncul, mau tak mau Anda harus mencari
tema alternatif. Sebenarnya, Anda bisa menggunakan versi lama dari tema yang
sebelumnya aktif, tapi hal itu tidak kami sarankan.
3. Aktifkan Fitur Debug WordPress untuk Melacak Sumber Error
503
Sampai sejauh ini, kami sudah membahas cara mengatasi 503
service unavailable jika penyebabnya terletak di sisi server, plugin, dan juga
tema. Tinggal satu penyebab yang belum kami bahas, yaitu custom script. Hanya
saja, sebagian besar orang tidak menyimpan atau bahkan melacak penambahan
custom code. Ada banyak file di WordPress dan mencari file yang tepat serta
baris penyebab error sama halnya Anda mencari jarum di tumpukan jerami. Untuk
hal ini, Anda membutuhkan semacam ‘mesin pendeteksi’ di mana pada
WordPress,mereka menyebutnya fitur debugging.
Secara default, fitur debugging dinonaktifkan. Untuk
mengaktifkannya, buka aplikasi FTP dan ikuti langkah-langkahnya di bawah ini:
1. Buka folder root WordPress.
2. Cari file wp-config.php.
3. Klik kanan pada file dan pilih opsi View/Edit. File akan
dibuka menggunakan text editor default.
4. Cari line That’s all, stop editing! Happy blogging yang
ada di bagian akhir file.
5. Di atas line tersebut, masukkan:
6. Simpan perubahan dan tutup file. Buka website dan cek
apakah error 503 masih ada atau tidak.
Dengan menambahkan baris kode ke file wp-config.php,
WordPress akan mengaktifkan fitur tampilan error. Fitur ini menunjukkan pesan
error dengan informasi yang cukup detail dan bukannya pesan error secara umum.
Karena 503 error belum juga teratasi, maka dengan membuka
situs, Anda akan melihat notifikasi error tersebut. WordPress menunjukkan
ringkasan informasi mengenai apa yang terjadi pada saat website diakses.
Biasanya, pesan error juga memuat file yang menyebabkan
error sebagaimana baris kode yang hendak dijalankan. Dengan demikian, Anda
mendapatkan semua informasi yang diinginkan untuk mencari file menggunakan
aplikasi FTP dan membuat beberapa perubahan penting. Sebagai contoh, 503 error
WordPress disebabkan oleh file wp-config.php. Cari informasi sebanyak-banyaknya
di internet. Anda akan mendapatkan tutorial dan juga contoh error agar Anda
bisa mengatasinya.
Sumber https://id.000webhost.com
No comments:
Post a Comment