Siang itu seekor musang yang
sudah tua sedang berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makan, lama si
Musang berputar-putar dalam hutan tapi tak satupun mangsa yang dia dapat.
Akhirnya setelah jauh berjalan menelusuri hutan, sampailah si Musang di tepi telaga.
Di telaga itu bermain-main sekawananan
angsa, melihat sekawanan angsa itu timbul niat jahat si musang untuk memangsa
salah satu angsa tersebut,
“hmm...bagaimana ya caranya aku bisa menangkap
salah satu angsa itu” gumam si Musang, lama berfikir akhirnya si Musang
mendapat ide dan lalu bersembunyi dibalik semak-semak dan berteriak,
“heeeeeeiii...heiiiii...cepat
lari selamatkan diri kalian, pemburu datang, pemburu datang, membawa panah dan
tombak besar”
mendengar teriakan itu sontak
kawanan angsa berlarian menyelamatkan diri, disaat itulah si Musang mengambil
kesempatan dan ingin menangkap salah satu, tapi sayang usaha si Musang gagal,
tak satupun dari Angsa-angsa itu berhasil ditangkapnya, dengan rasa kecewa si
Musang berjalan menelusuri tepi telaga dan tiba-tiba kakinya terantuk pada
sebuah benda, ternyata itu adalah sebutir telur Angsa
“haaaa!!! Teluuurr??? Akhirnya
aku makan besar hari ini” teriak si musang kegirangan
“telur ini kan besar, jadi kalau
aku makan hari ini pasti tidak habis, sisanya aku simpan buat besok, heheheheh”
Si Musang tersenyum puas.
Tapi kemudian si Musang terdiam
dan berfikir “hmmm...kalau telur ini aku rebus, hanya untuk hari ini dan besok,
lebih baik telur ini aku tetaskan dan aku pelihara setelah besar nanti baru aku
makan”.Si Musang mencari akal bagaimana cara agar telur angsa itu bisa
menetas,saat itulah dari semak-semak yang tak jauh dari tempat si Musang,
seekor burung Rajawali terlihat kesakitan dengan anak panah yang masih menancap
di salah satu sayapnya, si Rajawali mengerang kesakitan
“Toloooooooong...tolooooooong, aku sekarat” Mendengar erangan si Rajawali, si
Musang iba dan bergegas menghampirinya
“Tenang Rajawali aku akan
menolongmu” Lalu dengan hati-hati mencabut anak panah dan mengobati lukanya
dengan rumput hutan yang ia kunyah” Rajawali segera merasa lebih baik
“Musang,terima kasih banyak yaah
apa yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikanmu?” ucap si Rajawali
“Yaaah sudahlah, lain kali kamu
hati-hati yah” si Musang pergi meninggalkan Rajawali
“Heeei tunggu dulu, kamu mau
kemana, dari wajah kamu kelihatan kamu lagi ada masalah, bisa aku tahu apa
masalahmu itu, siapa tahu aku bisa bantu” mendengar ucapan si Rajawali, sejenak
si Musang tercengang dan tertunduk lesu
“Gini Rajawali, aku tuh nemuin
telur,apa kamu bisa bantu aku menetaskannya”
“Ooooooh jadi ceritanya gitu ya,
kebetulan sekali aku juga sedang mengerami telurku, yah sudah biar sekalian
aku erami telurmu itu” singkat cerita si
Musang pun setuju dan menyerahkan telur angsa miliknya
“Tapi, saat telur itu menetas aku
mau akulah yang pertama yang anak angsa itu lihat sebelum dia melihat kamu”
pinta Musang
“Baiklah Musang, nanti kalau akan
menetas aku akan menemui kamu, yah sudah ya aku pamit, aku sudah terlalu lama
meninggalkan sarang” dan Rajawalipun berlalu
Hari pun berlalu, siang malam si
Musang menunggu dengan penasaran, hingga suatu pagi buta
“Musaaaaaaaaaaaaaang.... musaaaaaaang, banguuuuuun” teriak si Rajawali di depan
rumah si Musang“ “Musaaaaaaaaang cepat bangun” tak lama kemudian pintu rumah si
Musang terbuka dan “ada apa, Rajawali, kamu membangunkan aku pagi buta kayak
gini” jawab si Musang sambil menahan kantukya” Telur angsamu sudah mau menetas,
tadi sudah bergerak-gerak terus aku langsung kesini, dan mungkin sekarang dia
sudah menetas, ayo cepat kamu kesana” seketika mata si Musang terbelalak
mendengar berita yang dibawa oleh si Rajawali dan tanpa berfikir lagi si Musang
langsung berlari menuju sarang Rajawali “woooi tunggu!!” teriak Rajawali lalu
terbang menyusul si Musang.
Akhirnya si Musang mengurungkan
niat awalnya untuk memakan anak angsa itu, si Musangpun merawat si Anak
Angsa seperti merawat anaknya sendiri,
siang malam mereka lalui berdua hingga tak terasa tahun ke tahun berganti, dan
anak angsa itu tumbuh menjadi anak angsa yang dewasa. Dan si Musang sudah siap
kalau suatu saat nanti anak angsa itu akan pergi meninggalkannya untuk mencari
orang tua aslinya. Sebab walau bagamanapun juga wujud angsa dan musang sangat
jauh berbeda dan itu sangat disadari oleh si Musang.
Akhirnya disuatu sore saat Musang
itu sudah terlalu tua dan menganggap sebentar lagi ajalnya akan tiba, dia
memanggil anak angsa dan menceritakan semuanya, asal mula dia menemukan sebuah
telur di tepi telaga dan meminta tolong induk Rajawali untuk mengeraminya
hingga saat ini. Lalu si Musang itu meninggal. Semua mahluk hutan salut dan
menyayangi si Musang dan menguburkan si Musang dengan layak tidak seperti hewan
yang lain saat meninggal akan berakhir di hutan dan menjadi mangsa burung nazar
yang akan memakan bangkainya. Karena si Musang yang sudah dianggap ayah
sekaligus ibu bagi si Angsa, hampir setiap hari Si Angsa menangisi kepergian si
Musang tapi taklama setelah itu beberapa dari penghuni hutan lain, seperti
Rajawali, Ayam hutan, Rusa, Kancil dan lain-lain menasehatinya dan akhirnya si
Angsapun pergi mencari kawanannya, si Angsa pergi menelusuri hutan dan
menemukan kawanannya yang terbang menuju utara untuk menghindari musim dingin.
“Seekor Musang dan Sebutir Telur Angsa”
By:
A.L. Karra
No comments:
Post a Comment