Sunday, October 20, 2019

Anak Bantaran Kali







Laki – laki sederhana itu awalnya bukan siapa – siapa, dia tidak memiliki darah biru Politik, ataupun berasal dari trah tertentu, siapapun tidak pernah menyangka dia yang dulunya Tukang kayu bakal menduduki pucuk pimpinan Negri ini dua kali secara berturut – turut , dilahirkan  di Surakarta, 21 Juni 1961. Ia merupakan Putera dari pasangan Noto Mihardjo dan Sudhiatmi dan anak sulung dari empat bersaudara.
Berasal dari keluarga sederhana menyebabkan Jokowi merasakan hidup yang sulit dan keras, sejak ia mulai bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 111 Tirtoyoso, menjadi seorang kuli panggul, ojek payung dan berdagang sudah ia lakoni sejak kecil hanya untuk membiayai kebutuhan sekolahnya hingga makan sehari-hari.
Jokowi kecil pernah merasakan tiga kali berpindah tempat tinggal akibat dari penggusuran, Di masa itulah ia merasakan betapa pahitnya penggusuran, mungkin dari situlah cikal bakal  pemikirannya tentang kepemimpinan dibentuk, ia tahu apa yang harus ia lakukan ketika keharusan memaksa ia merelokasi atau menertibkan pemukiman warganya ketika ia menjabat Walikota Solo dan Gubernur Jakarta.


Setelah Lulus sekolah Dasar, ia kemudian melanjutkan masuk di SMP Negeri 1 Surakarta, setelah itu Jokowi kemudian melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 6 Surakarta.
Setelah menamatkan sekolahnya di SMA Negri 6 Surakrta, Jokowi muda lalu kemudian melanjutkan pendidikannya di UGM (Universitas Gajah Mada) mengambil jurusan kehutanan.
Selama menempuh pendidikan di Universitas Gajah Mada Jokowi muda terlibat dalam berbagai aktifitas layaknya mahasiswa pada umumnya, salah satunya organisasi pencinta alam, di laman medosnya Pak Jokowi pernah mengunggah foto waktu remaja yang salah satu captionnya “saya lebih senang ke gunung bersama kawan-kawan, dengan bekal ala kadarnya”.
Namun siapa yang menyangka anak muda itu kini menduduki tampuk kepminpinan tertinggi di Negara ini, beliau secara berturut turut terpilih oleh rakyat Indonesia menjadi Presiden. Diawalai pada tahun 2005 beliau mengikutin kontestasi pemilihan walikota Solo yang waktu itu di usung oleh Partai demokrasi perajuangan Indonesia dan Partai kebangkitan bangsa. Walaupun waktu itu adalah kiprah pertamanya di dunia Politik namun Jokowi bisa memenangi kontastasi tersebut dan menjadi walikota Solo.

Oleh karena kinerja dan prestasi – prestasi selama memimpin kota Solo, Pria yang sangat sederhana kesederhana ini kembali dipercaya oleh masyarakat solo untuk menjadi wali kota yang kedua kalinya dengan perolehan suara yang terbilang cukup tinggi pada waktu itu.
sukses memimpin kota Solo dengan berbagai kemajuannya, lantas kemudian membuat Bapak Jusuf Kalla meminta Joko Widodo untuk maju pada pilkada DKI Jakarta yang akhirnya berpasangan dengan Ahok sebagai wakil gubernur DKI Jakarta. Sempat menduduki kursi gubernur DKI Jakarta dari tahun 2012 hingga 2014, selama menjadi gubernur DKI Jakarta ada beberapa poin yang menjadi konsen beliau, diantaranya perbaikan irigasi sungai, penataan pedagang kaki lima, hingga perbaikan moda dan sistem transportasi yang selama ini menjadi seperti tidak ada habisnya. Tidak sampai disitu saja Jokowi juga membuat gebrakan dibidang pelayanan masysrakat dan masih banyak lagi.

Kesuksesan di DKI Jakarta dan di kota Solo membawa Jokowi pada perhelatan Pilpres 2014, PDI Perjuangan mencalonkan Jokowi menjadi kandidat calon President berpasangan dengann calon wakil presiden nya kala itu yaitu Bapak Jusuf Kalla dan akhirnya mereka keluar sebagai pemenang Pilpres periode 2014 – 2019. Dengan perolehan suara sah yang ditetapkan oleh KPU sebesar 53,15% atau 70.997.833.

Pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengalahkan pasangan prabowo dan hatta rajasa dengan selisih suara sebanyak 8.421.389 suara.
Jokowi bersama Jusuf Kalla memulai tugasnya  sebagai presiden Republik Indonesia dengan mengeluarkan salah satu  program andalan yakni kartu Indonesia Sehat, Indonesia pintar.

Bahkan setelah pelantikan Presiden pada 2014 Presiden terpilih Jokowi menjadi sampul majalah TIME. Majalah terkemuka paman sam tersebut pada cover depannya meanmpilkan Wajah Jokowi pada edisi 27 Oktober ini. Dengan Sebuah tulisan dengan font besar dan sangat jelas terbaca, 'A New Hope'. Bahkan majalah TIME juga memasukan nama Joko Widodo sebagai salah satu pemimpin terbaik dunia, saya rasa itu sangat tepat untuk pemimpin hebat seperti Joko Widodo.

Dan akhirnya pada tahun 2019 Bapak Joko Widodo kembali dipercaya Rakyat Indonesia untuk menjadi Presiden yang ke dua kalinya. Dan ini memecahkan rekor politik yang tidak pernah terkalahkan selama mengikuti kontestasi politik di Indonesia. Siapa sangka laki – laki yang sangat sederhana itu yang tidak di besarkan dari dunia politik berhasil “Mempecundangi” puluhan bahkan ratusan politisi hebat yang sangat berpengalaman di Dunia politik Indonesia. Dia bukan mantan anak pejabat, bukan anak Jendral, mentri ataupun anak konglomerat, orang tuanya bukan seorang tokoh masyarakat yang mempunyai popularitas yang tanggi yang bisa mendompleng namanya, dia hanyalah anak biasa dan bahkan sangat biasa. Oleh sebab itu tidak salah dan tidak berlebihan ketika majalah TIME menyebutnya sebagai ‘A New Hope’. Beliau menjadi harapan dan inspirasi bagi jutaan anak – anak Indonesia bahwa menjadi seorang pemimpin besar tidak harus berasal dari keluarga tertentu saja, tapi masyarakat biasapun bisa menjadi pemimpin besar asalkan dia mempunyai kompetensi tersebut dan memperjuangkannya.

Jokowi membawa cuaca perpolitikan Indonesia menjadi berubah, masyarakat tidak lagi melihat calon dari tokoh partai mana, melainkan sosoknya siapa dan itu terbukti dari beberapa kepala daerah yang bukan berasal dari partai politik atau dibesarkan oleh partai politik tertentu namun bisa mengalahkan tokoh politik dalam konteastasi diberbagai Pilkada..



JOKO WIDODO sang harapan baru Indonesia…
selamat bertugas Bapak Joko Widodo dan bapak K.H. Ma’ruf Amin

Lekar
mixnewsdotcom



AI

  Bagaimana Cara Kerja Kecerdasan Buatan AI bekerja dengan menggabungkan sejumlah besar data dengan cepat, pengolahan berulang, dan algori...